PPATK Terima Kunjungan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bengkulu

| 0

JAKARTA -- Lebih dari seratus orang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bengkulu mengunjungi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Senin (14/11). Para mahasiswa diterima di Auditorium Yunus Husein PPATK dalam rangka kegiatan Audiensi Institusi dan diterima oleh Direktur Kerjasama dan Hubungan Masyarakat Firman Shantyabudi. Dalam sambutannya, ketua rombongan yang sekaligus Pakar Hukum Administrasi Negara Universitas Bengkulu Muhammad Yamani menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya momen yang tidak sering terjadi, yaitu berdiskusi langsung dengan PPATK terkait tindak lanjut penelusuran transaksi keuangan mencurigakan.

"Kami hadir untuk belajar, mendidik adik-adik kami agar memiliki pemahaman dan wawasan yang memadai terkait penegakan hukum di negeri ini. Meskipun perkembangan teknologi begitu pesat, yang membuat jarak Jakarta-Bengkulu sebenarnya tidaklah jadi kendala dalam hal penerimaan informasi, tetap saja bisa hadir langsung di PPATK merupakan suatu pengalaman berharga." ujar Muhammad Yamani.

Dilanjutkan juga bahwa, tujuan lain adanya kegiatan Audiensi Institusi ini adalah memberikan pengetahuan prosedur pelayanan publik yang menjadi dasar pijakan untuk melaksanakan aktivitas operasional suatu instansi serta mengenal institusi yang menangani masalah-masalah tertentu dengan baik secara berjenjang.

Dalam sambutannya, Direktur Kerjasama dan Humas Firman Shantyabudi menyampaikan juga ucapan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan terhadap PPATK sebagai lembaga yang diakui integritas dan kredibilitasnya.

"Di hadapan saya adalah para calon penerus bangsa ini, pemimpin bangsa ke depan. Di sini kita harus membuka mata kita semua, bahwa menjadi orang-orang terdidik seperti mahasiswa harus dibarengi dengan kualitas perilakunya. Sudah lelah negeri ini dengan keberadaan orang-orang terdidik namun perilakunya jauh dari kemuliaan. Jangan sampai kita semua di sini menjadi orang yang turut menyebar virus keburukan dari kalangan terdidik." tutur Firman.

Firman juga menambahkan, bahwa para mahasiswa yang hadir harus mampu menularkan virus kebaikan. Dimulai dari contoh kecil, yaitu berani bertanya serta menolak penerimaan sejumlah uang maupun harta benda yang tidak jelas asal-usulnya.

"Konon, kita diajari bahwa rezeki tidak boleh ditolak. Di tempat ini saya sampaikan, bahwa rezeki harus kita tolak bila tidak jelas sumbernya. Ketidaktahuan atau ketidakingintahuan kita terhadap sumber suatu uang atau harta benda yang diberikan kepada kita bisa jadi sumber petaka di kemudian hari. Ingat bahwa rezim anti pencucian uang turut menyasar orang-orang yang menjadi tempat penampungan uang-uang haram. Karena itu, mari bersama-sama, buat ini menjadi suatu gelombang kebaikan, tutup semua peluang para penjahat pencucian uang mengaburkan asal-usul hartanya." tegas Firman (TA)

Submit
Komentar (0)
Tinggalkan Komentar