Untuk Ketiga Kalinya, PPATK menjadi Co-Host Kegiatan Counter-Terrorism Financing Summit

| 0

 

KUALA LUMPUR -- Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk kali ketiga menjadi co-host dalam penyelenggaraan Counter-Terrorism Financing Summit (CTF Summit). CTF Summit pertama dilaksanakan pada tahun 2015 di Sydney, Australia, dan 2nd CTF Summit di tahun 2016 dilaksanakan di Bali, Indonesia, yang diselenggarakan bersama antara PPATK dan Australia Transaction Report and Analysis Centre (AUSTRAC). Di tahun 2017 ini, PPATK bersama Bank Negara Malaysia (BNM) dan AUSTRAC menyelenggakaran 3rd CTF Summit yang bertempat di Sasana Kijang, Kuala Lumpur, Malaysia, 20-23 November 2017. Tema yang diangkat dalam CTF Summit kali ini adalah "Powering Regional Solutions Through Strengthened Alliances and Innovations".

Director of Financial Intelligence and Enforcement Department Bank Negara Malaysia, Abd. Rahman Abu Bakar menyambut kehadiran para peserta dan menekankan beberapa aspek penting dalam penyelenggaraan 3rd CTF Summit.

"Selamat datang di Kuala Lumpur. Melalui CTF Summit kali ini, kita akan mengupas perkembangan teknologi mutakhir dan potensi dampak yang ditimbulkan terhadap perkembangan pendanaan terorisme. Mengingat semakin berkembangnya kerjasama strategis dari berbagai pihak, pemahaman terhadap tren terkini dan bagaimana pengaruhnya terhadap lanskap pendanaan terorisme di kawasan regional akan memainkan peran penting dalam masa depan pencegahan pendanaan terorisme di wilayah Asia Tenggara dan Australia", katanya.

Ia juga menyampaikan bahwa kerja nyata yang telah ditunjukan selama tiga tahun belakangan menunjukan arah yang positif dan akan dilanjutkan dengan penguatan terhadap berbagai risiko pendanaan terorisme.

Sementara itu CEO AUSTRAC, Nicole Rose menekankan bahwa AUSTRAC bersama dengan partner di kawasan regional akan terus bekerja demi meraih capaian bersejarah dalam melindungi kawasan Asia Tenggara dan Australia dari ancaman terorisme, baik dari organisasi teroris maupun individual.

"Kita melihat CTF Summit sebagai momentum untuk berbagi informasi dan pengetahuan dengan para delegasi dan peserta yang hadir." ujarnya.

Sedangkan Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin menyampaikan bahwa fokus untuk terus mewaspadai berbagai bentuk ancaman teror harus terus ditingkatkan, termasuk dalam melanjutkan berbagai bentuk kerjasama pertukaran informasi dalam mencegah pendanaan terorisme di regional. Peningkatan peran dan kerjasama dari lembaga intelijen keuangan di negara-negara kawasan Asia Tenggara dan Australia adalah suatu kebutuhan.

"Menjadi harapan kita bersama bahwa CTF Summit dapat menghasilkan platform untuk saling berbagi dan mengembangkan solusi-solusi inovatif terhadap tantangan yang semakin berkembang. Saya percaya CTF Summit akan menjadi sarana dalam memperkuat kerjasama di kawasan regional, baik dalam mendeteksi maupun menghentikan aliran dana untuk mendukung kegiatan terorisme" tuturnya.

Delegasi Indonesia untuk CTF Summit terdiri atas berbagai Kementerian/Lembaga, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Kementerian Luar Negeri, Kejaksaan Agung, Bank Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Badan Intelijen Negara, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Direktorat Tindak Pidana Kejahatan Siber Bareskrim Polri, dan PPATK.

Sedangkan pembicara dari Indonesia dalam forum ini antara lain Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin, Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius, Deputi Gubernur BI Sugeng, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi, I Ketut Budi Hendrawan dan Made Wisnu dari Densus 88, I Nyoman Sastrawan dari PPATK, AKP Grawas Sugiharto dari Direktorat Tindak Pidana Kejahatan Siber Polri, dan Dhien Tjahajani dari Maybank Indonesia.

3rd CTF Summit menghasilkan dokumen akhir yang dinamai Kuala Lumpur Communiqué, yang merupakan bentuk komitmen para peserta yang berpartisipasi dalam 3rd CTF Summit. Isi dari Kuala Lumpur Communiqué antara lain persetujuan untuk meningkatkan kerjasama multilateral lembaga intelijen keuangan dalam mengidentifikasi kebutuhan anti pendanaan terorisme di kawasan Asia Tenggara dan Australia, komitmen untuk mengembangkan keanggotaan Kelompok Kerja CTF Summit mencakup seluruh negara di kawasan Asia Tenggara serta Australia dan Selandia Baru, serta mengumumkan Thailand sebagai tuan rumah penyelenggaraan 4th CTF Summit pada tahun 2018. (TA)

 

Isi dari Kuala Lumpur Communiqué dapat diunduh disini

Submit
Komentar (0)
Tinggalkan Komentar