Lawan Terorisme, Indonesia dan Australia Kembangkan Kerja Sama

| 0

Indonesia-Australia Ministerial Council on Law and Security di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu 5 Agustus 2018. (Foto: Kemenko Polhukam)

 

Indonesia dengan Australia memiliki hubungan cukup erat terkait kerja sama melawan tindak kejahatan terorisme dan radikalisme. 

Hingga kini, kedua negara sudah melakukan lima kali pertemuan dan banyak perkembangan kerja sama yang dilakukan untuk mendapatkan metode baru dalam melawan aksi-aksi tersebut. 

"Australia dengan Indonesia sudah punya satu pemahaman yang sama bahwa untuk melawan terorisme, radikalisme, tidak mungkin hanya dilawan oleh satu negara. Tapi harus ada kerja sama erat, yang sungguh-sungguh antara negara-negara untuk melawan terorisme dan ekstrimisme, dimana kita mencoba untuk memotong jalur-jalur logistik dari terorisme itu," ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto usai melaksanakan Indonesia-Australia Ministerial Council on Law and Security di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu 5 Agustus 2018.

Menurut Menko Polhukam, Australia dan Indonesia selalu mencoba mengajak negara lain bersama-sama mengatasi masalah terorisme dan radikalisme. Sehingga dalam pertemuan yang kelima ini, Indonesia dengan Australia berusaha terus mengembangkan cara serta metode terbaru untuk melawan aksi-aksi terorisme dan radikalisme. 

Cara dan metode baru diperlukan karena para ekstremis telah mengembangkan taktik, strategi dan juga instrumen mereka.

Dalam kesempatan itu, Menko Polhukam menyampaikan beberapa isu yang dibahas secara mendalam pada pertemuan hari ini, termasuk mengenai countering violent extremism dan program-program deradikalisasi. Selain itu, dibahas pula perkembangan dinamika politik dalam konteks keamanan regional. 

"Kita juga membahas kerja sama keamanan siber. Kita tahu bahwa BSSN yang baru dibentuk di Indonesia, dia perlu adanya satu eksalarasi kemampuan, baik organisasinya,  perlengkapannya, kebijakannya. Ini tentu sangat penting untuk kita bincangkan, kita kerja samakan dengan pihak Australia," ujar Menko Polhukam Wiranto.

Kedua negara juga membahas mengenai kerja sama yang lebih luas di bidang penegakan hukum, baik menyangkut mengenai keimigrasian, dan ekstradisi. Secara khusus dibicarakan bagaimana Indonesia dan Australia mampu meningkatkan pelatihan anjing-anjing yang disebut dengan K9 untuk melawan kejahatan narkotika.

"Semua telah kita laksanakan dalam suasana bersahabat, terbuka, dan konstruktif. Sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, kita telah berhasil menyepakati berbagai hal mengenai kerja sama antara Indonesia dan Australia," kata Menko Polhukam Wiranto.  

Terakhir, pertemuan juga menghasilkan Joint Communique yang menekankan tentang pentingnya kedua negara untuk terus bekerja sama dalam masalah hukum dan keamanan. 

Sementara itu, Menteri Urusan Dalam Negeri Australia, Peter Dutton, menyampaikan apresiasi tinggi kepada pemerintah Indonesia karena dapat berbagi ilmu dan pengalaman terkait masalah terorisme dan radikalisme. Hal ini dibuktikan dengan adanya komunikasi yang baik antara kedua negara.

"Terima kasih Pak Menteri untuk keramahan dan pertemanan yang selama ini telah dibangun.  Kita akan melihat hubungan terkait penanganan terorisme dan upaya untuk menghentikan masuknya narkoba melalui perbatasan kita. Dan juga yang penting, upaya mengatasi para teroris dan grup kriminal yang terorganisasi yang menggunakan encripted devices dan metode komunikasi untuk merencanakan serangan mereka," ujar Peter Dutton.

Hadir dalam pertemuan tersebut Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly,  Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius, Kepala BSSN Djoko Setiadi, Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin, Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Desra Percaya, Kabareskrim Mabes Polri Ari Dono Sukmanto, Kasum TNI Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan, Deputi Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam Lutfi Rauf, Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Irjen Pol Carlo B. Tewu,  serta perwakilan kementerian dan lembaga terkait.

 

Sumber: Metrotvnews

Submit
Komentar (0)
Tinggalkan Komentar