Wawancara Wakil Kepala PPATK: Harapan dan Tantangan PPATK ke Depan

| 0

Masa jabatan Kepala dan Wakil Kepala PPATK akan berakhir pada Oktober 2016 ini. Momen kepemimpinan berikutnya sudah di depan mata. Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Agus Santoso menjawab pertanyaan Tim Website PPATK terkait harapan dan kualifikasi kepemimpinan PPATK ke depan. Berikut petikan wawancara lengkapnya.

 

1. Kualifikasi seperti apa yang dibutuhkan Pimpinan PPATK ke depan?

Pimpinan PPATK harus mengerti ekonomi secara makro dan juga industri jasa keuangan. Karena 80% ekonomi kita ada di jasa keuangan atau perbankan. Kalau tidak mengerti perbankan atau finance akan susah. Harus mengerti dari perspektif industri jasa keuangan. Selebihnya tinggal mengikuti, karena penyedia barang dan jasa kan sebenarnya nasabah perbankan juga. Nominal tidak kurang Rp7000 triliun ada di perbankan. APBN kita saja hanya sekitar Rp2000 triliun. Ia harus bisa bekerjasama dengan otoritas terkait seperti BI, OJK, termasuk forum perbankan seperti FKDKP. Ke depan, kerja PPATK akan makin berat. Tapi ini bukan tempat kita ngedumel, justru beban semakin bertambah organisasi kita akan tumbuh. Selangkah lagi kita akan masuk ke PPATK world class. Kemungkinan tiga tahun dari sekarang. Nanti bila MER kita sudah lolos, kita juga jadi anggota FATF sekitar 2020. Sejauh ini kita sudah on the right track, tinggal diteruskan dan dikembangkan.

 

2. Apakah ada kekhawatiran bila arah kerja yang sudah disesuaikan mengalami perubahan oleh kepemimpinan baru nantinya?

Tidak ada, kita sudah membangun fondasi yang kuat. Tidak ada PPATK di dunia ini yang punya SIPESAT, cuma kita. Yang punya IFTI cuma Indonesia, Australia, dan Kanada. SIPESAT ini membuat kita ditakuti. Kalau untuk mengurus pungli-pungli dan orang-orang dengan reputasi kotor gampang, kita stop dia sampai level eselon II. Ini fungsi yang sangat powerful, orang dengan reputasi kotor, pernah termuat dalam LHA kita, tidak akan berkembang karirnya. Makanya kita itu agent of change, kita bekerja dalam diam dalam suatu kasus, tapi soal moralitas kita harus sampaikan ke publik, sampaikan jangan main-main dengan SIPESAT yang kita punya. Dalam aspek pencegahan, kita memang harus sampaikan dengan lantang. Dalam aspek pemberantasan, baru kita bekerja dalam diam. Namun bila sudah sampai perkara, boleh kita sampaikan sedikit bahwa biar publik tahu kita ada kontribusi di dalamnya. Potensi anak-anak PPATK luar biasa. Kita selenggarakan dua kali CTF Summit di Sydney dan Bali. Saat ini PPATK sudah 14 tahun, kelak lembaga ini akan sudah mature saat berusia 20 tahun nanti. Pengalaman saya bekerja di institusi saya sebelumnya, belum pernah saya menemukan satuan kerja dengan militansi seperti anak-anak PPATK. Ini tinggal di-maintain saja.

 

3. Harapan Bapak terhadap PPATK ke depan?

Ke depan PPATK harus jadi juara dunia. Kita saat ini sudah leader di ASEAN, kita jadikan kita leader juga di kawasan Asia Pasifik. Langkah yang bisa kita ambil juga, kita tempatkan PPATK sebagai sekretariat regional risk assessment. Lalu langkah berikutnya ada staf PPATK yang bekerja di Sekretariat APG di Australia. Kita pasti bisa, kita punya banyak orang dengan kualitas baik. Kelak saat PPATK sudah tumbuh semakin berkembang, tenaga yang dipekerjakan di PPATK bisa dibatasi. Kita tingkatkan riset yang bisa menganalisis dan menjelaskan suatu tren tertentu yang dikaitkan dengan data yang kita miliki, seperti policy research. Misal, ketika kita ditanya tentang Pilkada kita bisa jelaskan dengan detil disertai data yang kita punya. Kita bisa gandeng perguruan tinggi untuk mengupayakan ini. (HH/ES/TA)

Submit
Komentar (0)
Tinggalkan Komentar